Sekitar tahun 1947, muncul ide pertama kali mengenai jaringan selular, untuk keperluan militer. Dari tahun 1947 sampai 1979 berbagai bentuk teknologi penyiaran bermunculan. Amerika Serikat memulai mengembangkan jaringan AMPS (Advanced Mobile Phone System), sedangkan negara-negara Eropa mengembangkan bentuk komunikasi sendiri.
Sejalan dengan berkembangnya Uni Eropa, kebutuhan akan komunikasi antar negara-negara Eropa juga semakin tinggi. Untuk mengatasi keterbatasan itu, negara-negara Eropa membentuk sebuah organisasi pada tahun 1982 yang bertujuan untuk menentukan standar-standar komunikasi selular yang dapat digunakan di semua negara Eropa. Organisasi ini dinamakan Group Special Mobile (GSM). Organisasi inilah yang mempelopori munculnya teknologi digital selular yang kemudian dikenal dengan nama Global System for Mobile Communication atau GSM.
GSM muncul pada April 1991 dan akhirnya dijadikan standar telekomunikasi selular untuk seluruh Eropa oleh ETSI (European Telecomunication Standard Institute). Pengoperasian GSM secara komersil baru dimulai pada awal kuartal terakhir 1992 karena GSM merupakan teknologi yang kompleks dan butuh pengkajian yang mendalam untuk bisa dijadikan standar.
Pada awal pengoperasiannya, GSM telah mengantisipasi perkembangan jumlah penggunanya yang sangat pesat dan arah pelayanan per area yang tinggi, sehingga arah perkembangan teknologi GSM adalah DCS (Digital Cellular System) pada alokasi frekuensi 1800 Mhz. Dengan frekuensi tersebut, akan dicapai kapasitas pelanggan yang semakin besar per satuan sel. Selain itu, dengan luas sel yang semakin kecil akan dapat menurunkan kekuatan daya pancar handphone, sehingga bahaya radiasi yang timbul terhadap organ kepala akan dapat di kurangi.
Pada tahun 1993, pemakaian jaringan GSM sudah meluas ke lebih dari 22 negara. Indonesia awalnya menggunakan sistem telepon selular analog yang bernama AMPS (Advanced Mobile Phone System) dan NMT (Nordic Mobile Telephone). Namun dengan hadirnya sistem komunikasi selular, membuat sistem analog perlahan menghilang, tidak hanya di Indonesia, tapi juga di Eropa.
Akhir Oktober 2001, Cingular (AT&T), merupakan perusahaan pertama yang mengumumkan perpindahan jaringan ke GSM 3G. Yang mengakibatkan perpindahan 22 juta pelanggan dari TDMA (Time Division Multiple Acces) ke GSM.
Pada akhir tahun 2005, pelanggan GSM di dunia telah mencapai 1,5 miliar pelanggan. Akhirnya GSM tumbuh dan berkembang sebagai sistem telekomunikasi seluler yang paling banyak digunakan di seluruh dunia.
Referensi :
Ternyata awalnya berasal dari kepentingan militer 😀