Internet telah membuat media cetak sulit untuk maju. Oplah mereka semakin menurun dan tidak menguntungkan. Di tahun 2015 ini ada empat media cetak besar Indonesia yang gugur. Dengan kata lain mereka memilih tutup.
Sinar Harapan
Sinar Harapan, baik versi cetak maupun daring akan berhenti pada 1 Januari 2016. Sinar Harapan pertama kali terbit 27 April 1961 di Jakarta. Bersama grup Kompas dan Tempo, Sinar Harapan merupakan media besar di dekade tahun 1980-an. David Hill di buku Pers di Masa Orde Baru (2011) menulis bila Sinar Harapan merupakan koran dengan jumlah eksemplar dan penerima iklan terbesar kedua setelah Kompas.
Sinar Harapan telah mengalami empat kali pembredelan. Tahun 1965, yakni dua hari setelah kejadian 30 September. Tahun 1973, akibat memberitakan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara. Tahun 1978, karena memberitakan berita politik yang dinilai membuat situasi politik tak stabil. Tahun 1986, akibat melaporkan “Pemerintah Akan Cabut 44 SK Tata Niaga Bidang Impor”.
Setelah berhenti tahun 1986, Sinar Harapan kembali naik cetak pada 2 Juli 2001. Namun akibat tiadanya iklan dan hutang yang mencapai Rp 1,1 milyar dan kegagalan mendapatkan investor baru, maka Sinar Harapan memilih berhenti.
Harian Bola
Tabloid Bola mencoba mempertahankan dan menambah jumlah pembaca dengan menerbitkan Harian Bola pada 7 Juni 2013. Hanya bertahan sekitar 2,5 tahun, Harian Bola pada 31 Oktober 2015 memilih tutup. Langkah Bola menutup Harian Bola juga disertai oleh pemecatan wartawannya.
Untuk Tabloid Bola sendiri saat ini masih naik cetak.
Jakarta Globe
Jakarta Globe merupakan koran berbahasa Inggris. Terbit pertama kali pada 12 November 2008. Pada 15 Desember 2015, koran Jakarta Globe berhenti naik cetak. Jakarta Globe mengaku mereka berhenti karena ongkos produksi terus naik, jumlah pembaca menurun dan persaingan dengan media Internet.
Koran Jakarta Globe sempat bersaing dengan koran Jakarta Post untuk menjadi koran berbahasa Inggris terbesar di Indonesia. Bahkan kedua koran ini bersaing ketat dalam menggaet wartawan baru. Dengan tutupnya edisi cetak Jakarta Globe, maka media ini akan meneruskan perjuangan mereka melalui Jakarta Globe versi daring.
Koran Tempo Minggu
Sejak 11 Oktober 2015, Koran Tempo edisi Minggu tidak lagi terbit. Koran Tempo Minggu digabung menjadi Koran Tempo Sabtu, sehingga dinamakan Koran Tempo Akhir Pekan. Alasan penutupan Koran Tempo Minggu adalah oplah yang hanya 60 ribu eksemplar. Sedangkan oplah Koran Tempo Harian, stabil 80-90 ribu eksemplar. Seiring dengan naiknya ongkos produksi, manajemen Tempo memilih menutup Koran Tempo Minggu.
PT The Nielsen Company Indonesia,melaporkan tahun 2015 ini, dari 117 surat kabar yang dipantau, 16 unit media telah gulung tikar. 38 majalah juga bernasib sama. Hanya tersisa 132 majalah dari 170 majalah, yang masih bertahan.
Sumber:
[…] Sumber […]
[…] Sumber […]
[…] Sumber […]