Kala mantan Menkominfo Tifatul Sembiring mengatakan “internet cepat buat apa”, netizen Indonesia protes dan Tifatul Sembiring dibully. Yang tidak diketahui oleh kebanyakan netizen adalah para petinggi internet Indonesia paham apa yang menyebabkan internet Indonesia lelet sehingga Tifatul Sembiring mengatakan hal tersebut.
Netizen menginginkan internet cepat, namun fakta di lapangan netizen Indonesia memiliki habits yang buruk. 40% bandwith terpakai untuk pornografi sedangkan bandwith yang terpakai untuk produksi kurang dari 1%. Demikian keterangan Andi Budimansyah, Ketua Umum Pengelola Nama Domain Internet Indonesia (PANDI.
Hal ini dikuatkan oleh pernyataan Wakil Ketua Internet Security Incident Responses Team on Internet Infrastructure (ID-SIRTII) M Salahuddien yang mengatakan bandwith internet banyak terpakai untuk pornografi dan judi online. Mereka yang mengakses pornografi dan judi online biasanya menggunakan VPN (virtual private network), ini yang menyebabkan terjadinya degradasi network. Internet yang positif sulit diakses atau hanya sebagian kecil saja.
Tweeps Budiman, memangnya kalau internetnya cepat mau dipakai buat apa?…:D *MauTauBanget*
— Tifatul Sembiring (@tifsembiring) January 30, 2014
Banyaknya netizen Indonesia yang mengakses internet negatif itulah yang membuat Tifatul Sembiring mengatakan internet cepat buat apa. Karena memang data yang dimiliki pemerintah menunjukkan netizen mengakses internet 70% internet digunakan untuk fun, entertainment, games, dan 30% oleh konten negatif, jadi gross-nya cuma 10% saja untuk produktivitas.
Masalah pornografi (dan judi) merupakan masalah serius dan meresahkan. Situs-situs tersebut umumnya juga penyebar malware. Indonesia juga disorot dunia karena kasus perdagangan manusia dan pornografi anak menurut Sylvia Sumarlin, Ketua Umum Federasi Teknologi Informasi Indonesia (FTII).
via detikinet
Weleeeh, kepo banget si bapak mentri wkwkwkwk
internet cepat buat pandemi, sekolah daring